SUARA SEMARANG - Berdasarkan informasi dari lapan.go.id, pada hari ini Rabu 8 November 2022 akan jatuh fenomena gerhana bulan total. Bagi kaum muslim disunnahkan untuk shalat gerhana Bulan.
Fenomena alam berupa gerhana bulan total terjadi pada Selasa 8 November 2022, dan bisa terlihat dari hampir sebagian besar wilayah di Indonesia. Karenanya, untuk daerah yang mengalaminya disunahkan untuk shalat gerhana bulan.
Fase waktu gerhana bulan total dimulai pukul 17.16.19 WIB, 18.16.19 WITA, 19.16.19 WIT.
Fase ini hanya dapat diamati di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Jawa Timur.
Gerhana bulan total ini terjadi dalam beberapa tahun ini, merupakan kejadian yang sangat langka. Maka dalam Islam dianjurkan untuk mengerjakan sholat sunnah gerhana bulan atau shalat Kusuf.
Shalat sunnah gerhana bulan ini dilakukan saat suatu daerah melihat terjadinya gerhana bulan, seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Apabila kalian melihatnya, berdoalah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah.”
Apabila seseorang terlambat mendapatkan beritanya saat terlihatnya gerhana Bulan, atau waktunya telah lewat, maka tidak disyariatkan untuk menunaikkan shalat sunnah gerhana bulan.
Tuntunan agama Islam saat terjadinya gerhana, tertulis dalam sebuah hadist yang kuat tertulis sebagai berikut,
Baca Juga:Legenda PSIS Semarang Ini Ditunjuk Jadi Kepala Analisis Tim Senior
Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata:
“Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim".
Kemudian Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali tampak.” (H.R. Al-Bukhari)
Untuk itu, disarankan untuk menyegerakan sholat sunnah gerhana bulan.
Tata cara shalat gerhana bulan ini terdiri dari dua rakaat, hanya saja ditambahkan satu kali rukuk di setiap rakaatnya, jadi dalam satu rakaat terdiri dari dua rukuk, sehingga dalam dua rakaat sholat sunnah tersebut terdapat empat kali rukuk.
Berikut tata cara shalat gerhana bulan:
1. Berniat di dalam hati.
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa.
3. Membaca do'a iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang lain sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).
4. Kemudian ruku.
5. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
6. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya.
8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali.
10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
11. Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.
Sholat sunnah gerhana bukan ini sebaiknya dilakukan di masjid secara berjamaah.
Namun demikian apabila tidak ada seorang pun yang bisa diajak untuk berjamaah, maka diperbolehkan untuk sholat sunnah gerhana secara sendiri.