SUARA SEMARANG - Seorang wanita pengusaha kain lurik asal Klaten dengan berani melakukan japri lewat DM Instagram Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Ia adalah Lissa Ratna Dewi Wijayanti pemilik Lurik Rahmad Klaten, langsung terbuka meminta ijin kepada Ganjar Pranowo untuk menjadikan namanya sebagai brand kain lirik produksinya.
Usaha batik lurik milik Lissa sudah berdiri sejak tahun 1953 silam. Ia merupakan generasi ketiga untuk melanjutkan usaha keluarga tersebut.
Dari itulah Lissa berpikir untuk mengubah brand Lurik Geretan menjadi Lurik Ganjar.
Baca Juga:Ganjar Pranowo Akui Puan Maharani Panglima Tempur saat Dirinya Menang di Pilgub Jateng Dua Periode
"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh ndak ya kain geretan yang bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar? Beliau langsung gercep balas, silakan dipakai Mbak, kalau untuk memajukan brand Njenengan (Anda). Dari situ kita branding Lurik Ganjar ke semua medsos kita," kata Lissa.
Mendapat pesan DM dari pengusaha cantik asal Klaten ini, Ganjar Pranowo dengan sukarela memberikan namnya sebagai brand kain lurik tersebut.
Gayung bersambut, setelah kain lirik Ganjar diproduksi oleh Lissa, orang nomor satu Jawa Tengah itu langsung membeli dan promosikan lewat media sosial Lapak Ganjar khusus UMKM.
Selain itu, kain yang dibeli Ganjar juga dijahit dan dipakai Gubernur rambut putih itu untuk kesempatan bertemu tamu-tamu.
"Kenapa Lurik Ganjar, awalnya Pak Ganjar beli lurik itu lewat online sekitar 13 potong, per potong 2 pcs. Setelah sampai ke Bapak dan dijahit jadi baju dan dipakai acara-acara penting Bapak untuk menemui tamu-tamu Bapak," kata Lissa.
Baca Juga:Peduli Pada Budaya Bangsa Jadi Alasan Warga Desa di Semarang Dukung Ganjar Presiden
Kain yang diproses secara tradisional dengan motif khusus itu laris di pasaran hingga ke Malaysia.
Dan hasilnya sangat luar biasa. Lurik Ganjar semakin dikenal luas masyarakat. Permintaan datang mulai dari dinas-dinas, kepala daerah, warga biasa di sejumlah daerah di Indonesia, bahkan sampai Malaysia.
"Iya sangat berpengaruh sekali. Semakin dikenal dan penjualannya laris. Mulai dari kepala dinas, Bupati, dekranasda. Ada juga umum dari Toraja, Sulawesi, Kalimantan hingga Malaysia," imbuh Lissa.
Bahkan, harga kain Lurik Ganjar yang awalnya hanya Rp125 ribu per meter, naik menjadi Rp200 ribu per meter.
"Tapi dengan kenaikan harga itu, kami juga tingkatkan kualitas. Karena selain barang, kami juga menjual kualitas," ucapnya.
Kain Lurik Ganjar menjadi andalan produk di Lurik Rahmad. Ia pun terus mengembangkan produk tersebut dari 13 motif menjadi 20 motif. Di antaranya motif klasik, muria, bumi pertiwi, 4 dimensi, gerbong kemulyan, melodi, panorama, prambanan, borobudur.
Selain itu, motif petronas, sindoro, gilang, kanigoro, litsu, sultan, dobby, petang, harmoni serta nusantara. Produknya bisa dilihat di akun Instagram @kriya_lurik_rahmad atau @lurikrahmad.
"Tiap motif punya cerita masing-masing. Kainnya juga kualitasnya di atas katun, dan ada sutra. Kalau sutra Rp1,3 juta per meter. Saya jamin semua kain Lurik Ganjar kualitasnya bagus dan adem dipakai," tuturnya.
Baginya, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu sangat peduli terhadap UMKM.
"Bapak itu sangat peduli terhadap UMKM. Kalau ada pameran tidak hanya lewat. Tapi juga membeli. Bahkan kalau dikasih souvenir itu tidak mau gratisan, pasti dibayar. Maaf, kalau yang lain dikasih ya diambil. Dan, beliau pasti dipakai, bukam hanya disimpan. Kami sangat senang produk kami dipakai Pak Ganjar," jelasnya.
Saat ini, Lurik Rahmad memiliki 4 pabrik di lokasi yang berbeda. Untuk kain Lurik Ganjar di produksi oleh 5 orang karyawan dengan cara yang khusus.
"Untuk Lurik Ganjar memang dibuat dengan cara khusus, dan rahasia. Tidak bisa kami sampaikan secara terbuka. Yang pasti bahannya orisinal dan kualitas baik," katanya.