SUARA SEMARANG – Isu resesi global di tahun 2023 ini masih menghantui penjualan property di Semarang.
Ketua property expo Semarang – Dibya K Hidayat mengatakan, saat ini kalangan pengembang terus meningkatkan penjualan salah satunya dengan menggelar pameran.
“Sekarang ini bagaimana serapan pasar tehadap penawaran dari temen- teman pengembang . karena kita masih dihantui dengan isu resesi,” kata Dibya
Pameran yang digelar mulai 8-19 maret 2023 ini, diikuti oleh 11 pengembang perumahan di semarang.
Baca Juga:Potret Siswa SDN 2 Tlogolele Boyolali Tetap Bersekolah Pascahujan Abu Erupsi Gunung Merapi
“kali ini ada 11 pengembang yang ikut pameran, lebih banyak dari yang lalu ada 8 developer,” ungkap Dibya
Dibya mengatakan, dukungan dari perbankkan terhadap penjualan rumah di Semarang juga sangat tinggi, yang ditunjukkan dengan promo suku bunga yang rendah.
Hal ini karena perbakkan melihat sektor property juga memberikan efek domino dalam roda perekonomian.
“Masih banyak kalangan perbankkan yang memberikan bunga menarik, 3,65 persen. Artinya masih banyak suku bunga perbankkan yang menarik.”
Dibya meyakini pasar property akan berkembang tahun ini, mengingat kebutuhan rumah masih cukup tinggi khususnya di kota Semarang.
Baca Juga:Segera Stop Pemakaian! Ini 5 Tanda Skincare Kamu Sudah Tak Layak Pakai
Saat ini rumah dengan harga Rp.500 juta kebawah semakin diminati oleh masyarakat.
“kebutuhan rumah kan masih cukup tinggi, bahkan tidak pernah turun. Tapi memang marketnya masih belum nyaman dengan perkembangan perekonomian saat ini,” ungkapnya