SUARA SEMARANG - Sanksi FIFA menanti sepak bola Indonesia usai pembatalan drawing Piala Dunia FIFA U-20 di Denpasar, Bali.
Ada beberapa kemungkinan terburuk yang menjadi ketakutan masyarakat jika benar-benar FIFA memberikan sanksi untuk Indonesia.
Dalam laman resmi PSSI disebutkan setidaknya ada 9 kemungkinan terburuk yang terjadi jika FIFA menjatuhkan sanksi untuk Indonesia:
1. Indonesia akan dibekukan oleh FIFA
Baca Juga:Survei: Ganjar Diyakini Bakal Lanjutkan Program Jokowi Vs Anies Akan Ubah Semuanya
2. Indonesia bisa dikecam oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA
3. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA
4. Keempat, Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga.
5. Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034
6. Federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade
Baca Juga:Rey Mbayang Tak Salahkan Warganet yang Mengkritik Dirinya soal Mendidik Dinda Hauw
7. Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik
8. Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang lebih terdampak langsung kalau sepakbola Indonesia terhenti
9. Timnas U16, U19, U20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepakbola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan rupiah
Saat ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mengantisipasi kemungkinan terburuk dari keputusan FIFA tersebut.
“Kami dari PSSI sedang memikirkan penyelamatan sepakbola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengucilkan sepakbola Indonesia dari dunia,” Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga.
Dia menyebut, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dan dengan Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.