SEMARANG SUARA- Berikut ini adalah contoh naskah teks pidato atau ceramah kultum (kuliah tujuh menit) Ramadhan 1444 H/2023 hari ke 9 berjudul "Keutamaan Sabar".
Ceramah atau pidato kultum Ramadhan biasanya diselanggarakan setelah sholat subuh berjamaah di masjid atau menjelang berbuka puasa.
Contoh naskah teks pidato atau ceramah kultum Ramadhan 1444 H/2023 yang tersaji pada artikel berikut ini bisa dijadikan sebagai referensi bagi anda yang hendak mengisi kultum Ramadhan.
Melansir dari laman Bersama Dakwah berikut kami sajikan contoh naskah teks pidato atau ceramah kultum Ramadhan 1444 H/2023 pada hari ke 9 dengan judul "Keutamaan Sabar".
Baca Juga:Teks Ceramah Kultum Hari ke 4 Ramadhan 2023 Berjudul "10 Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan"
Keutamaan Sabar
Salah satu nama Ramadhan adalah syahrush shabr. Bulan kesabaran. Mengapa Ramadhan disebut bulan kesabaran? Karena ibadah utama di bulan ini adalah puasa dan puasa adalah separuh kesabaran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa itu separuh kesabaran” (HR. Tirmidzi)
Dengan puasa, kaum muslimin dididik untuk bersabar. Menahan lapar dan haus sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ada makanan, tidak dimakan. Ada minuman, tidak diminum. Padahal makanan itu milik sendiri. Minuman itu milik sendiri. Ia menahan diri tidak mengkonsumsinya.
Baca Juga:Teks Kultum Hari ke 3 Ramadhan 2023 Berjudul Hakikat Ibadah Puasa
Demikian pula, istri cantik. Pasangan yang halal. Namun ia menahan diri tidak mencampurinya karena sedang puasa.
Demikian pula menahan diri dari mengumpat, dari marah. Meskipun ia dipancing-pancing orang, dijawabnya “innii shoimun”, sesungguhnya aku sedang berpuasa.
Menahan diri inilah bagian dari pendidikan kesabaran yang Allah canangkan melalui puasa. Dan Allah telah menyediakan banyak keutamaan untuk orang-orang yang sabar.
Dalam Al Qur’an, Allah menyebutkan keutamaan-keutamaan orang yang sabar. Sedikitnya ada tiga. Kemudian dalam hadits, Rasulullah juga menjelaskan keutamaan sabar yang luar biasa.
Berikut ini empat keutamaan sabar dalam Al Qur’an dan Sunnah:
1. Pahala Tanpa Batas
Keutamaan sabar yang pertama adalah, pahala tanpa batas dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar : 10)
Puasa yang merupakan separuh kesabaran, juga mendapatkan keistimewaan ini. Tidak seperti amal lain, puasa akan langsung dinilai Allah dan tidak dibatasi pahalanya.
Setiap amal anak Adam dilipatgandakan; sati kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa sampai tujuh ratus kali. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya…” (HR. Muslim, An-Nasai, Ad-Darimi, dan Al-Baihaqi)
2. Mendapatkan Maiyatullah
Keutamaan sabar yang kedua, orang yang sabar akan mendapatkan kebersamaan Allah (maiyatullah). Artinya, seseorang yang telah sabar, ia akan diliputi dan dinaungi Allah SWT dengan rahmat-Nya, perlindungan-Nya, pertolongan-Nya, dan ridho-Nya. Adapun dzat Allah tidak sama dan tidak bersama dengan makhluk-Nya. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah : 153)
“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Anfal : 66)
3. Kunci Kebaikan
Bersama syukur, sabar adalah kunci kebaikan. Seseorang selalu baik di sisi Allah tatkala mampu mengkombinasikan sabar dan syukur dalam kehidupannya. Inilah keutamaan sabar yang ketiga.
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua urusan baik baginya dan itu tidak ditemukan kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapat kelapangan dia bersyukur dan itu baik baginya dan jika mendapat kesempitan dia bersabar dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)
4. Dicintai Allah
Keutamaan sabar berikutnya, orang yang sabar akan dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran: 146)
Dan kalau seseorang sudah dicintai Allah, ia akan dilindungi olehNya. Ia akan dikasihi olehNya. Ia akan dijaga Allah Azza wa Jalla. Jika ada yang memusuhinya maka Allah yang akan membelanya.
Hakikat Sabar
Tidak seperti anggapan banyak orang bahwa sabar itu menerima segala sesuatu dengan rela atau pasrah tanpa perlawanan. Islam mengajarkan bahwa sabar yang memiliki banyak keutamaan luar biasa ini ada pada tiga hal:
1. Sabar dalam ketaatan
Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala meskipun perintah itu berat dan dibenci oleh nafsunya.
Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang merintangi; mulai dari kemalasan dan faktor intern lain sampai dengan celaan orang, kebencian musuh Islam, dan faktor ekstern lainnya.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah : 153)
2. Sabar dalam meninggalkan larangan
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi ia tidak sabar dalam meninggalkan larangan. Shalat dijalankan tetapi judi juga tidak bisa ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi ghibah tetap jalan. Sehingga ada istilah prokem STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan.
Kesabaran juga harus diimplementasikan dalam meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai orang yang kuat, secara hakiki. Sebab ia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah” (Muttafaq ‘alaih)
3. Sabar dalam musibah
Inilah makna sabar yang sudah banyak dimaklumi oleh kebanyakan orang. Meskipun, seringkali orang-orang keliru menggunakan istilah sabar.
Banyak orang mengira, saat seseorang mendapatkan kesulitan lalu ia pasrah tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya dikatakan sabar. Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak statis tetapi telah didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal dan upaya untuk senantiasa mencari solusi atas problematika yang dihadapinya.
Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka saat itulah sabar bertemu dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada Allah. Dan sebab itu Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
“Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya.” (Muttafaq ‘alaih)
Semoga di bulan Ramadhan yang juga merupakan bulan kesabaran ini kita mampu melatih kesabaran kita dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan keutamaan sabar dan pahalanya.