SUARA SEMARANG - Sebanyak 51 persen dari usaha kecil mikro menengah (UMKM) di Jawa Tengah masih menghadapi permasalah pemasaran.
Sementara 36 persen menghadapi masalah pembiayaan , 3 persen mengahadapi masalah bahan baku dan masalah produksi sebanyak 1 persen.
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumarjono mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY terus berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Industri Jasa Keuangan (IJK) dalam mendorong pengembangan UMKM.
“Sinergi OJK untuk UMKM dilakukan dalam bentuk program pengembangan UMKM, seperti pemberian akses pembiayaan, pelatihan, pendampingan digitalisasi UMKM, serta pemasaran produk melalui Gerakan Belanja Produk UMKM dalam bentuk parsel lebaran,” kata Sumarjono disela acara “Ngempal Kaliyan Stakeholder” di Gedung Bernic Castle, Kantor OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Semarang, selasa (28/3/2023)
Baca Juga:Bukan TNI atau Polisi, Kebebasan Sipil Justru 'Disumbat' Oleh Partai Politik, Kok Bisa?
Menurutnya UMKM memberikan kontribusi terhadap 60,52 persen preekonomian di Indonesia, dan penyedia lapangan pekerjaan bagi 119,5 juta penduduk Indonesia.
“ UMKM memiliki multiplier effect yang besar terhadap perekonomian Indonesia,”ujarnya
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Tengah mengatakan dibutuhkan sinergi serta kolaborasi untuk memberdayakan UMKM, salah satunya adalah dengan gerakan belanja UMKM khususnya di bulan ramadhan ini.
“Gerakan Belanja Produk UMKM semoga dapat meningkatkan rasa turut bangga dengan produk buatan lokal, sehingga perekonomian daerah dapat terus meningkat ” kata Taj Yasin.